Sabtu, 15 Desember 2007

SEJENAK BERSAMA DR BEN ( Y.BENNY INDRATNO ), PENULIS NOVEL PLESETAN PERTAMA DI INDONESIA


Tidak banyak penulis novel atau karya sastra di tanah air tercinta ini yang punya profesi sebagai seorang dokter. Apalagi kalau novel yang ditulis adalah sebuah novel plesetan. dr Ben, lengkapnya dr Benny indratno penulis novel plesetan pertama (baca pertamax) di Indonesia yang berjudul KACA MATA BERLENSA CINTA. Kami beruntung bisa menemuinya karena siang itu sebenarnya dr Ben ada acara lain. Tapi Diae masih mau menemui barang sejenak untuk seekedar bertatap muka dan berwawancara. Berikut ini adalah hasil bincang-bincang dengan dokter pengagum Ir Soekarno dan Gus Dur itu disela-sela kesibukannya sebagai Residen Patologi Klinik di Fakultas kedokteran UNDIP/RS dokter Kariadi Semarang. Ayah dua anak Yudhistira dan Nalindra itu nampak santai menceritakan proses kraetifnya, pandangan hidup, obsesi dll. Berbeda dengan foto yang ada di buku dimana dia masih berambut gondhes alias gondrong ndeso, sekarang rambutnya cepak. Beberapa helai nampak sudah berubah warna seiring bertambahnya usia dan mungkin juga beban pikiran he..he... Sesekali dia membetulkan letak kacamatanya yang sudah kurang lebih 6 bulan ini menemaninya membaca tulisan dan menghitung uang hi..hi..
Selamat pagi Mas.
Selamat siang, wong sudah jam 2 begini kok dibilang pagi.
Eh iya Mas, maaf soalnya masih kelihatan pagi. Maklum lagi mendung.Nggak apa-apa kan kalau saya panggil Mas.
Nggak apa-apa. panggil Mas boleh, koh juga boleh meskipun saya bukan cino. asal jangan panggil mbak saja karena saya bukan perempuan. apalagi banci yang sering nongkrong di kampung kali.
Ha..ha...nampaknya mas suka humor ya?"
Humor itu adalah bumbunya orang hidup. Nggak ada humor hidup terasa hambar. Kamu tau nggak humor itu ada 2, humor jinak dan humor ganas..eh salah ding itu tumor ya.
Nah itu kan mulai plesetan
Siapa yang mulai plesetan?"
Lha tadi..Mas kan yang bilang humor jinak dan humor ganas.
O itu plesetan to, tak kira plesetan.
Wah piye to mas..mas..
Ha..ha..
Kami berdua tertawa. Setelah tawanya reda baru saya mulai mengajukan pertanyaan lagi.
Bisa menceritakan bagaimana proses lahirnya buku kaca mata berlensa cinta yang di baptis sebagai novel plesetan pertama di Indonesia?
Lahirnya novel itu normal-normal saja kok..nggak pakai operasi Caesar segala.
Aku serius nih mas..
Aku juga serius. Oke begini ya, novel kacamata berlensa cinta itu sebenarnya aku tulis sudah agak lama. Judul aslinya adalah Cinta pertama tak pernah mati. Cerita itu aku tulis hanya dalam waktu kurang lebih 3 minggu,,,gak ada sebulan ya, sebenarnya buku itu adalah buku kedua saya.
Kalau itu buku kedua, berarti ada buku yang pertama
Ya jelas dong. Buku saya yang pertama judulnya masih dirahasiakan. sudah diterima di sebuah penerbit di Yogya. Tapi belum diterbitkan. Mungkin tahun 2008, nunggu momen yang tepat. Ketika buku pertama saya selesai saya tulis, saya kirim ke penerbit dan langsung diterima. makanya saya bersemangat membuat buku lagi, maka jadilah kaca mata berlensa cinta itu.
Hanya dalam waktu 3 minggu saja buku itu jadi...wah cepaet banget, mas pakai teori apa?
Saya tidak tahu teori menulis
Tapi kok bisa jadi?
Saya tidak tahu, yang saya tahu saya hanya menulis dan menulis saja.
Tapi dalam menulis cerita kan harus ada kerangkan karangan, alur cerita dan lain-lain
Mungkin begitu ya, tapi semua sudah ada disini. ( sambil berkata begitu, dr Ben menunjuk kepalanya.)
Saya sudah baca bukunya beberapa kali Mas, kalau boleh tahu itu pengalaman pribadi mas ya?
Ha..ha..seorang penulis akan menulis apa yang dia tahu. lha apa yang dia tahu itu bisa dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, membaca, melihat, mendengar dan lain-lain.
Mas belum menjawab pertanyaan saya.
Apa?
Itu tadi, kisah kaca mata berlensa cinta itu apakah pengalaman pribadi mas.
bisa ya bisa tidak. kan aku sudah bilang di atas.
Berarti kalau saya boleh menebak, tokoh Yonas itu adalah Mas sendiri.
Ya terserah kamu saja. kamu pernah baca Lupus nggak? apakah lupus itu mas Hilman yang nulis Lupus?
Mungkin iya mungkin juga tidak mas.
Begitu juga tokoh Yonas.
Kalau tokoh Lisa, apakah dia juga ada Mas?
Tokoh Lisa ada.
Nama aslinya Lisa?
Tidak. Ketika saya menuliskan tokoh Lisa, saya membayanglkan seseorang.tapi yang jelas namanya bukan Lisa
Pasti orangnya cantik ya mas
Yo mesti
Kalau tokoh Dito, apakah dia juga ada.
Iya, dia juga ada.
Apa harapan mas setelah terbitnya buku itu.
Harapan saya ya mestinya banyak yang beli dan dibaca. Kalau ada yang beli berarti kan saya dapat royalti he..he..ini sejujurnya lho apalagi kalau bisa cetak ulang kan lumayan. kalau jawaban yang sok idealis ya supaya buku itu bisa menjadi alternatif hiburan terutama hiburan bacaan
Mas jujur banget jawabannya.
Jujur apa? jujur kacang ijo apa jujur ayam
itu bubur, wah mulai lagi plesetannyaMas, saya mau tanya lagi, boleh kan
Boleh, tanyao sak bosenmu
Mas kan dokter, sekarang ini lagi ambil spesialisasi, bagaimana caranya membagi waktu sehingga bisa menulis buku seperti itu.
Kisah Kaca mata berlensa Cinta dan buku yang sebelumnya saya tulis itu adalah buku yang saya tulis sebelum saya melanjutkan spesialisasi. Kalau sekarang terus terang saya belum bisa menulis lagi karena konsentrasinya bergeser ke pendidikan
Tapi masih punya keinginan buat buku lagi kan Mas?
Ya jelas dong, aku masih punya beberapa draft buku yang siap dikembangkan menjadi sebuah buku yang heboh. kamu tahu, ada kenikmatan tersendiri ketika buku kita dibaca orang lain.Rasanya seperti habis mencetak gol he..he..

Tidak ada komentar: